Minggu, 30 Mei 2010

Refleksi si Authiz

Refleksi si Authiz
Oleh: Just_AuthiZ

Saat lahir melalui rahim SPMB wujud ku tak berbeda dengan yang lain
Bertemu, belajar dan bertualang bersama saudara se-angkatan
Tapi seiring meluasnya pergaulan,, aku ternyata sedikit berbeda

Tak pernah searah dengan Kalian,, tak punya cukup waktu dengan Mereka
hingga tampak deviant....
Untuk alasan yang aku sendiri tak jelas
Untuk “dunia” yang jarang merasakan kehadiran ku
Untuk sesuatu yang lebih sering menghadiahkan ku derita

Kemudian jika merasa terasing,, itulah ganjaran atas perilaku ku
Tak etis jika harus berkeluh kesah.....
Namun apa mau dikata jika sekali lagi terjebak...

Setelah menutup mata untuk tidak melihat kepergian Mereka
Kini harus berpikir keras untuk memilih
Apakah ikut dengan Kalian atau untuk kesekian kalinya
tak terlibat kebersamaan Kalian....

Sedih sekali,,, banyak kehilangan waktu dengan “saudara“ sebaya
Masa kanak-kanak yang penuh konflik,, saling memahami ideologi pada masa remaja,, hingga masa dewasa yang dimanfaatkan untuk menjalin silaturrahmi kembali

Lalu ketika salah satu dari Kita,, saudari terkasih ku telah memilih jalannya
Waktu berkumpul telah ketuk palu,, kembali aku dilema
Karena sesuatu yang -entah pantas atau tidak- ku sebut sebagai “pekerjaan”

Tetesan bening dari pelupuk mata hanya keluar dalam hati
Dramatisir,, mungkin itu yang komentar yang terbersit dalam otak
Tapi orang awam tidak tau apa yang terjadi...
Hanya kaka tersayang yang tahu bagaimana hari-hari suram ku di masa kanak-kanak karena terpisah dari Kalian
Hanya pendengar setia yang tahu bagaimana penderitaan ku jika “dunia” yang jarang merasakan kehadiran ku menuntut ku ada,,
sementara Mereka juga "menagih janji" terhadap apa yang menjadi “kewajiban” ku......

Teringat sebuah ucapan :
“hidup adalah pilihan, bahkan ketika kita tidak memilih pun itu tetap sebuah pilihan”
Bukan maksud merutuki semua yang telah berlalu sampai detik ini
Hanya rintihan seseorang yang berusaha, dan terus berharap bisa menjadi yang “terbaik” bagi Kalian dan Mereka

Sabtu, 17 April 2010

For Us All

For Us All
Oleh : Just_AuthiZ


Apa yang salah di detik-detik akhir kebersamaan???
Sehingga semua tampak apatis

Tidak-kah ketika salah hendaknya mengingat kebaikan
Begitu pula jika bahagia janganlah lupa dengan semua kekurangan….
Itu nasehat yang dituturkan oleh pendidik terbaik-ku

Tetapi seberapa banyak yang otaknya masih bersuhu nol derajat
jika hati sudah mencapai titik didih???
Ketulusan masa lalu akan dikali nol dan hasilnya nol besar
Bahkan akan dihapus dari daftar pergaulan
Serupa dengan men-delete dalam drama pertemanan facebook

Tentor favorit-ku berujar sambil lalu
“Begitulah manusia, ketika ketersinggungan perasaan dan harga diri
bertamu tanpa diundang tak ada sesuatu kebaikan yang dibenarkan
Bahkan hak untuk membela diri ditolak sebelum sempat diajukan. “
Tak ada vonis lain kecuali “dia yang salah”
Eksekusi silaturrahmi menjadi hukuman setimpal

Di awal,,,pihak yang bertikai saling mengklaim diri benar
Entah karena refleksi atau hal lain,, mereka mulai merasa kehilangan
Namun tak ada yang berinisiatif untuk mengirimkan sebuah kata “Maaf”
Maaf adalah kata yang hanya terdiri dari empat huruf
Menggambarkan penyesalan, tetapi sulit diucapkan apabila
Bibit gengsi tertanam dalam hati

Hingga akhirnya,,,hanya berupaya menyampaikan dengan senandung berbagai tembang
Saya teringat dengan musik Bernafas Tanpamu milik Lyla
Mungkin itu bisa menjadi salah satunya

Fiiiiuuhhh,,,mungkin ada yang merasa saya XL (eXtra Lebay)
Up to you-lah….
Harap ku hanya satu,,,ada hal yang dapat dipetik dari sini
Menjadi sebuah lauk dalam bekal materi
Untuk dirubah menjadi energi saat beraktivitas dengan kenyataan

I am Nothing

I am Nothing
Oleh: Just_AuthiZ


Awan tampak keabu-abuan,, petang yang menyedihkan
Benci, senang, semuanya bercampur
Ku tau tak ada niat menyakiti
Kalian,, terlalu peduli
Mereka,, terlalu baik
Namun, kesendirian itu masih tetap ada

Aku pernah mati suri
Tak berada diantara Kalian dan Mereka

Sekali lagi butiran bening hadir tanpa diundang
Terlupakan,, hal yang manusiawi
Kemarahan,, tak ada alasan yang pantas menghadirkannya

Lalu Kau,, tak jauh beda dengan jelangkung
Entah pesona apa yang dimilikinya???
Aku tak pernah tau siapa dan bagaimana Kau??
Yang ku tahu hanyalah Kau yang acuh dan tekun
Aku tak punya nyali untuk mengenalmu,,
Sadar dengan kodrat sosial kaum Hawa
Hanya berharap dapat mencuri sedikit berita
Dari orang yang bergelimangan keakraban dengan Kau

Kau ,, terlalu jauh
Rindu,, jika Kau tak di depan mata
Jika bersua,, ku hanya terdiam gugup
Yakin ku,, Kau tak kan pernah tau

Teringat kalimat saudari terkasih,,
Who am I??
Aku hanya hamba Tuhan yang benci sepi, sendiri, dan gelap
Aku hanya manusia yang berusaha menjadi sahabat dan teman yang solid
Aku hanya perempuan yang memendam rasa
Selain itu,, I am Nothing